Powered By Blogger

Sabtu, 12 November 2016

DIENG DAN BOCAH BAJANG : Keunikan yang mempesona dari Negeri Diatas Awan Jawa Tengah

Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini kau bawa aku menuju kesana

Itulah sebuah lagu karya Katon Bagaskara yang sesuai untuk menggambarkan suasana disalah satu daerah dataran tertinggi di Jawa Tengah. Dataran Tinggi Dieng. Siapa yang tidak mengenal dieng. Salah satu tempat tertinggi yang menawarkan keindahan bagi siapapun yang melihatnya.


Dataran tinggi Dieng masuk dalam wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Tapi orang-orang lebih mengenal Dieng berada di Kabupaten Wonosobo dan hal itu memang tidak bisa disalahkan. Apapun itu, entah orang menyebutnya Dieng berada di Wonosobo maupun di Banjarnegara Dieng tetaplah tempat wisata unggulan Jawa Tengah. Sebuah sumber mengatakan bahwa nama Dieng berasal dari Bahasa Kawi. Dieng berasal dari dua kata dalam Bahasa Kawi yaitu “Di” yang berarti tempat atau gunung dan “Hyang” yang berarti Dewa. Gabungan dua kata itulah yang kemudian mengartikan Dieng sebagai tempat berkumpulnya para dewa.

Siapa yang tidak mengenal Dieng ? Mungkin seantero Nusantara mengenal Dieng atau minimal pernah mendengar tentang tempat wisata ini. Keelokannya pun telah menjadi pembicaraan seru bagi para traveler diseluruh dunia. Tempatnya yang berada di daerah dataran tinggi menjadi sebuah kenikmatan tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. Pemandangan khas dataran tinggi menjadi salah satu keunggulan dari tempat wisata ini.

Namun dibalik keindahan yang disajikan, ada sebuah fenomena yang belum banyak diketahui orang mengenai Dieng. Fenomena ini justru menjadi sebuah keunikan tersendiri bagi pariwisata Dieng. Keunikan ini muncul ditengah kehidupan masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Ini adalah suatu fenomena yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Fenomena unik yang terjadi di masyarakat Dataran Tinggi Dieng adalah adanya sebagian anak yang berambut gimbal atau biasa disebut Si Bocah Bajang.



Mungkin untuk sebagian orang mengira rambut gimbal mereka bukan rambut asli. Tapi faktanya, itu adalah rambut asli yang akan terus tumbuh mengikuti bertumbuhnya usia mereka. Sebenarnya mereka juga memiliki rambut yang biasa dimiliki oleh manusia pada umumnya. Diantara rambutnya yang biasa ini ada beberapa kumpulan rambut gimbal yang tumbuh. Lantas bagaimana hal itu bisa terjadi ?

Kemunculan rambut gimbal pada seorang anak ini diawali dengan panas tubuh yang cukup tinggi yang terjadi selama beberapa hari. Kemudian suhu tubuh akan kembali normal dengan sendirinya bersamaan dengan munculnya rambut gimbal di kepala Si Bocah Bajang ini. Biasanya awal mula munculnya rambut gimbal ini terjadi pada anak di usia beberapa bulan hingga 3 tahun. Si Bocah Bajang berambut gimbal ini biasa disebut Bocah Gembel. Sebutan itu muncul karena rambut gimbal biasanya identik dengan orang yang jarang mandi, jarang merawat diri, dan lain sebagainya. Namun, Bocah Gembel di Dieng ini adalah anak-anak yang sangat terawat. Hanya saja ketika kita melihat bagian rambutnya memang tidak tertata rapi karena memang tumbuh rambut gimbal yang sulit dirapikan.

Pasti orang mengira Bocah Gembel Dieng ini memiliki garis keturunan khusus yang menyebabkan mereka berambut gimbal. Namun sebenarnya, anak-anak ini tidak memiliki garis keturunan khusus. Siapapun yang memilki garis keturunan Dieng kemungkinan menjadi Bocah berambut gimbal. Menurut masyarakat setempat, anak-anak ini merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete. Beberapa sumber mengatakan bahwa Kyai Kolo Dete adalah seorang punggawa di masa Mataram Islam (sekitar abad ke 14). Bersama kedua temannya yaitu Kyai Walid dan Kyai Karim, mereka bertiga ditugaskan oleh Kerajaan Mataram untuk mempersiapkan Pemerintahan didaerah Wonosobo dan sekitarnya. Kyai Walid dan Kyai Karim bertugas di daerah Wonosobo, sementara Kyai Kolo Dete bertugas di Dataran Tinggi Dieng. Pada waktu itu, untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat Dieng akan ditandai dengan keberadaan anak-anak berambut gimbal. Kemudian sejak saat itu muncullah ank-anak berambut gimbal di Dieng. Semakin banyak anak-anak berambut gimbal maka akan semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat Dieng.

Pasti banyak orang bertanya-tanya, apa rambut gimbal itu bisa hilang ? Lantas bagaimana menghilangkannya ?


Rambut gimbal ini tidak akan hilang sebelum dipotong. Rambut gimbal ini akan tumbuh semakin lebat seiring waktu. Untuk memotong rambut gimbal ini juga tidak bisa sembarangan. Ada ritual-ritual khusus (ruwatan) yang harus dilakukan. Ruwatan ini juga harus berdasarkan kemauan dari Anak Gimbal itu sendiri. Ketika anak itu sudah meminta untuk dipotong rambut gimbalnya maka ruwatan baru bisa dilakukan.

Sebelum prosesi ruwatan ini biasanya Si Bocah Bajang ini meminta sesuatu yang diinginkan. Uniknya, permintaan ini harus dikabulkan oleh orang tua Si Bocah Bajang. Jika tidak dikabulkan maka ruwatan tidak bisa dilakukan. Biasanya permintaan dari anak-anak ini bukan permintaan yang aneh-aneh. Seperti lazimnya permintaan anak-anak kecil kebanyakan dari mereka meminta mainan, sepeda, atau hewan peliharaan.

Rangkaian Prosesi Ruwatan
Ritual ini diawali dengan Ritual Jamasan atau orang mengenalnya dengan ritual pencucian menggunakan air suci. Kemudian prosesi pemotongan rambut gimbal dan selanjutnya pelarungan rambut gimbal di salah satu telaga di Dataran Tinggi Dieng. Ketika semua prosesi ini telah dilalui, maka rambut gimbal yang tumbuh pada Bocah Bajang ini tidak akan tumbuh lagi. Namun prosesi-prosesi ini memang membutuhkan banyak biaya. Maka oleh Pemerintah setempat diadakan prosesi pemotongan secara massal yang setiap tahunnya menjadi agenda di Dataran Tinggi Dieng yang dikenal dengan event "DIENG CULTURE FESTIVAL" dengan acara puncaknya yaitu Prosesi Pemotongan Rambut Bocah Gimbal.

Lantas bagaimana kondisi fisik dari Bocah Gimbal itu ?

Tidak berbeda dengan anak-anak yang lain, anak-anak berambut gimbal juga memiliki fisik yang sama. Mereka juga suka bermain dengan anak-anak yang lain. Perbedaannya hanya mereka lebih istimewa karena rambutnya yang gimbal. Namun untuk anak-anak berambut gimbal ini cenderung lebih aktif dibanding anak-anak lain. Ada pula yang menyebutkan bahwa pada saat-saat tertentu emosi dari ana-anak gimbal ini bisa menjadi tidak terkendali. Namun hal tersebut akan berkurang atau bahklan hilang ketika rambut gimbalnya sudah dipotong.


Itulah sedikit cerita dari Dataran Tinggi Dieng. Cerita tentang Si Bocah Bajang yang menjadi suatu keunikan untuk Dieng dengan rambut gimbalnya.

Kamis, 10 November 2016

KOTA LAMA SEMARANG KEMBALI MEMPERCANTIK DIRI

Semarang Kota Lunpia. Semarang Kota Atlas.

Dok. Pribadi
Semarang telah dinobatkan sebagai gerbang masuk wisata Jawa Tengah karena infrastuktur yang bisa dikatakan cukup memadai. Sarana transportasi baik darat, laut, dan udara juga cukup lengkap tersedia di Kota dengan sebutan Kota Lunpia ini. ini menjadi sebuah kesempatan besar bagi pemerintah setempat untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh daerah. Salah satunya adalah perkembangan dalam sektor pariwisata. Dewasa ini, pariwisata memang sedang menjadi sebuah trending topic dalam setiap Negara. Pemerintah dari berbagai Negara tersebut saling berlomba-lomba untuk meningkatkan atau mengembangkan pariwisata yang diyakini memiliki potensi yang tinggi di Negaranya. Hal tersebut dilakukan karena mengingat manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pengembangan sektor pariwisata. Dengan mengusung tagline “JATENG GAYENG”, pariwisata Jawa Tengah khusunya Semarang diharapkan mampu bersaing dengan pariwisata lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Ketika berkunjung ke Ibukota Jawa Tengah ini, justru para wisatawan lebih banyak menghabiskan waktu di pusat Kota Semarang yakni di Kawasan Simpang Lima Semarang. Seperti sudah menjadi suatu perbincangan yang menarik bagi semua orang tentang Kawasan Simpang Lima Semarang sebagai tempat tujuan wisata. Namun ironisnya, di Simpang Lima ini bahkan tidak ada tempat wisata satu pun selain pusat perbelanjaan dan gedung-gedung bertingkat yang berlomba-lomba membangun bangunannya semakin tinggi hingga menjangkau awan. Memang semua orang pun tahu jika Kawasan Simpang Lima merupakan pusatnya Kota Semarang karena selain disana banyak tempat-tempat penginapan, disana juga banyak pula kantor-kantor Pemerintahan. Itu yang kemudian menjadikan Simpang Lima sebagai tujuan utama para wisatawan ketika berkunjung ke Semarang. Namun sebenarnya, pada zaman Belanda masih menguasai Indonesia pusat Kota Semarang adalah Kawasan Kota Lama Semarang. Untuk sebagian orang tentu belum banyak yang mengenal Kawasan Kota Lama Semarang.

SUDUT KOTA LAMA SEMARANG
Dok. Pribadi
Kawasan Kota Lama Semarang merupakan sebuah kawasan peninggalan sejarah di Kota Semarang. Bangunan-bangunan otentik bergaya kolonial masih dapat kita temui di kawasan ini. Ikon Gereja Blendhuk yang terkenal juga menghiasi pusat Kawasan Kota Lama Semarang. Namun sayang, Kawasan Kota Lama Semarang ini belum banyak diketahui orang. Masih banyak hal-hal yang masih harus diperbaiki dari kawasan yang disebut sebagai “LITTLE NETHERLAND” ini.

PETA KOTA LAMA SEMARANG
Source : Seputar Semarang
Beberapa waktu lalu pada sekitar tahun 2014 bersama dengan teman-teman kuliah, saya memiliki kesempatan untuk melakukan sebuah penelitian kecil pada mata kuliah Manajemen Perkotaan. Kami melakukan penelitian di Kawasan Kota Lama Semarang. Dalam penelitian tersebut, kami melihat secara langsung bagaimana keadaan Kota Lama Semarang. Ketika itu saya melihat masih sangat banyak pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah setempat. Banyak masalah yang dapat disimpulkan ketika mengunjungi Kawasan Kota Lama Semarang. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut :
  • Banyak bangunan yang mangkrak yang kemudian digunakan oleh orang-orang yang kurang baik. Misalnya, ketika melewati sudut-sudut yang cukup sepi di Kawasan Kota Lama kami menemukan ada sekumpulan orang yang melakukan sabung ayam, judi, dan lain sebagainya. Selain itu, dibeberapa sudut sepi itu juga terlihat para gelandangan yang kemungkinan besar kalau malam tempat itu (bangunan kosong) dijadikan mereka sebagai tempat tinggal.
  • Masih banyaknya kawasan kumuh disekitar Kota Lama Semarang. Mungkin karena banyaknya bangunan yang mangkrak dan kurang tertatanya kawasan ini, maka terlihat seperti kawasan yang kumuh.
  • Banjir rob. Ini memang menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Kota Semarang. Banyak orang melihat bahwa seakan-akan banjir rob ini memang sudah biasa terjadi di Semarang dan tidak bisa ditanggulangi.
  • Tidak adanya tempat tujuan wisata di Kawasan Kota Lama Semarang. Ketika itu memang tidak ada satu spot khusus yang bisa dijadikan tempat wisata di kawasan ini selain Gereja Blendhuk dan Taman Sri Gunting.

Tentu masalah-masalah lain masih banyak yang dapat kita temukan di Kawasan Kota Lama Semarang. Kawasan Kota Lama Semarang ini juga bukan salah satu tempat yang strategis untuk berwisata. Perumpamaannya seperti ini, jika kita berkeliling dengan kendaraan di Kawasan Kota Lama Semarang kurang dari 30 menit, kita sudah selesai mengelilingi Kawasan Kota Lama Semarang. Hal itu terjadi karena memang tidak ada tempat wisata menarik yang bisa dikunjungi. Ini yang seharusnya kemudian menjadi pekerjaan bagi Pemerintah setempat untuk bagaimana caranya agar para pengunjung dapat betah berlama-lama berada di Semarang khususnya untuk menikmati keunikan Kawasan Kota Lama Semarang.

Kabar baiknya, Pemerintah setempat seperti mendengar dan menanggapi secara serius keluhan-keluhan dari masyarakat tentang perkembangan Kawasan Kota Lama Semarang. Belum lama ini, Kawasan Kota Lama Semarang sudah mulai berbenah. Perlahan-lahan pemerintah mulai menata kembali “LITTLE NETHERLAND” ini. Di kawasan ini juga mulai bermunculan tempat-tempat tujuan wisata baru yang dapat dikunjungi. Tempat-tempat ini menggunakan gedung yang sebelumnya memang tidak terpakai yang kemudian di rombak tanpa menghilangkan bentuk aslinya yaitu gaya kolonial.


Beberapa tempat wisata baru tersebut adalah sebagai berikut :

3D TRICK ART MUSEUM
3D TRICK ART MUSEUM SEMARANG
Source : HelloSemarang.com
Ini merupakan destinasi wisata baru di Kawasan Kota Lama Semarang. Ditempat ini para wisatawan dapat berfoto dengan obyek foto yang dapat menhasilkan gambar tiga dimensi. 3D Trick Art Museum ini berjarak sekitar 50 meter dari Gereja Blendhuk.

SEMARANG ART GALLERY

SEMARANG ART GALLERY
Dok. Pribadi
Semarang Art Gallery juga merupakan destinasi yang baru dikenal di Kawasan Kota Lama Semarang. Satu galeri seni yang memamerkan karya-karya para seniman. Galeri ini juga menggunakan gedung bekas jaman kolonial. Dahulunya bangunan ini adalah sebuah kantor perusahaan asuransi di Indonesia yang bernama “De Indische Lioyd”. Setelah dibersihkan dan diatur sedemikian rupa tanpa menghilangkan unrur kolonial, gedung kuno ini kemudian di sulap menjadi galeri seni yang sangat berkelas.

WISATA KULINER DENGAN BANGUNAN KHAS KOLONIAL

SPIEGEL CAFE
Dok. Pribadi
Belum lama ini muncul cafe-cafe baru di Kawasan Kota Lama Semarang. Cafe-cafe ini juga menggunakan gedung-gedung lama yang tidak terpakai di Kota Lama Semarang yang kemudian diubah konsepnya sesuai dengan konsep cafe tersebut. Namun meskipun telah diubah konsepnya menjadi sebuah cafe, nuansa kolonial masih dapat dirasakan ketika singgah di cafe-cafe ini. Cafe-cafe tersebut diantaranya adalah Spiegel, Retro Cafe, Tekodeko, Ikan Bakar Cianjur, dan lain sebagainya.

WISATA BELANJA DI PASAR KLITIKAN KOTA LAMA SEMARANG

PASAR KLITIKAN KOTA LAMA SEMARANG
Dok. Pribadi
Untuk lebih menonjolkan kesan kuno yang unik. Pemerintah Kota Semarang juga menyediakan area yang digunakan untuk para pecinta barang-barang kuno untuk meyalurkan hobinya. Pasar Klitikan Kota Lama Semarang juga termasuk tempat baru di Kota Lama. Disini kita bisa menemukan barang-barang kuno yang cukup lengkap. Bahkan mata uang kuno pun dijual disini.

Itulah sedikit dari banyak hal yang sedang dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk mengembangkan pariwisata di Kawasan Kota Lama Semarang. Namun dari berbagai banyak hal yang dilakukan itu, ada satu hal kecil yang cukup penting yaitu Promosi Pariwisata. Pemerintah Kota Semarang dalam melakukan promosi Kawasan Kota Lama Semarang memang sangat pandai. Promosi ini dilakukan dengan cara mengadakan event-event kesenian yang diadakan di Kota Lama Semarang. Sekarang ini sedang berlangsung Pameran “Bienalle Jateng 2016” yang diadakan di Kota Lama Semarang. Ini merupakan Pemeran seni rupa besar yang pertama kali diadakan di Kota Lama Semarang. Dengan adanya event-event yang digelar di Kawasan Kota Lama ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung di Kawasan Kota Lama Semarang.

Mengembangkan Kawasan Kota Lama Semarang ini juga harus memperhatikan banyak hal. Banyak hal yang masih harus diperbaiki untuk menjadikan Kawasan Kota Lama Semarang menjadi sebuah destinasi wisata unggulan. Menurut Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya, ada Konsep 3A yang harus diperhatikan dalam perkembangan pariwisata yaitu Akses, Amenitas, dan Atraksi. Itulah pokok untuk mengembangkan pariwisata. Naumun yang paling utama adalah akses. Bagaimana caranya agar para wisatawan memiliki kemudahan untuk berkunjung ke Kawasan Kota Lama Semarang. Dalam akses ini juga yang perlu diperhatikan adalah Petunjuk arah, area parkir yang memadai dan aman, dan lain sebagainya. Selain itu, tempat-tempat umum juga harus diperhatikan seperti toilet umum, ruang terbuka hijau, dan lain sebagainya.

Sampai tahap ini kita harus bangga dengan kinerja Pemerintah Kota Semarang dalam menghidupkan kembali Kawasan Kota Lama Semarang. Kita sebagai masyarakat juga harus ikut membantu menjaga dan mempromosikan Kawasan Kota Lama Semarang.

Majulah Pariwisata Indonesia. Pesona Indonesia. Jateng Gayeng.

GEREJA BLENDHUK
Dok. Pribadi