Sebagai
seorang muslim terutama muslimah, kita harus menutup aurat kita. Batas aurat
seorang muslimah adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Jilbab
atau kerudung merupakan salah satu benda atau apa ya menyebutnya ? yang dapat
digunakan dan dianjurkan untuk menutup aurat. Untuk penutup kepala ini, banyak
sekali jenisnya ada yang pashmina, jilbab segi empat, jilbab segi tiga, bahkan
ada yang jilbab praktis begitu saya menyebutnya. Bahan-bahan untuk membuatnya
pun beragam dari mulai kain chiffon, kain katun, kain paris, kain satin dan
masih banyak lagi yang lainnya. Bahkan model pemakaiannya pun sangat beragam
dan berbagai bentuk mengikuti perkembangan jaman yang bahkan sekarang pun telah
banyak bertebaran tutorial pemakaian jilbab di sosial media.
Tapi
disini, saya tidak akan membahas tentang macam-macam jilbab, bahan pembuatan
jilbab, maupun tutorial pemakaian jilbab. Disini saya akan menceritakan tentang
SAYA DAN JILBAB.
Saya
adalah seorang wanita muslim yang tidak berjilbab. Lebih tepatnya belum
berjilbab. Bahkan saya pun kalah dengan adik kandung saya sendiri. Dia mulai
masuk SMA telah memilih untuk mengenakan jilbab. Sedangkan saya, sampai umur
saya mencapai kepala dua belum memutuskan untuk menutup aurat saya. Mengapa
bisa begitu ? jujur sebenarnya saya ingin sekali mengenakan jilbab namun masih
ada sesuatu yang mengganjal dalam hati saya. Saya rasa, saya belum pantas untuk
mengenakannya bila kelakuan-kelakuan saya yang masih belum baik belum saya
perbaiki. Saya takut ketika saya sudah mengenakan jilbab namun ada kesalahan
yang saya lakukan saya takut orang lain akan menganggap jilbab saya hanya
semata untuk gaya-gayaan saja atau untuk menutupi kelakuan saya saja.
Sebenarnya ada beberapa orang merasa terpukau dan kagum ketika melihat saya
memakai jilbab. Kata mereka, aku cantik kalau berjilbab hehehe ini saya bukan
bermaksud sombong atau gimana ya ... tapi meskipun banyak yang bilang saya
cantik kalau berjilbab namun tetap saja hal tersebut belum bisa mengguncang
hati saya.
Terkadang
saya iri melihat wanita-wanita muslim diluar sana, yang kebanyakan mereka
adalah teman saya maupun yang belum saya kenal. Mereka sudah bisa dan terbiasa
untuk mengenakan jilbab. Ketika saya melihat teman saya atau orang yang saya
kenal mengenakan jilbab, kadang saya menanyakan beberapa hal kepada mereka.
Sejak kapan mereka memakai jilbab ? mengapa mereka memakai jilbab ? dan saya
pun terkadang melihat kelakuan mereka sehari-hari apakah sudah sesuaikah
perilakunya sebagai seorang wanita muslimah yang berjilbab. Tentu dari
pertanyaan-pertanyaan itu ada yang menjawab sangat lucu dan ada pula yang
menjawab sangat bijaksana. Namun meskipun mereka memakai jilbab dengan alasan
apapun, mereka masih lebih baik daripada saya karena mereka telah berani dan
bersedia untuk menutup aurat mereka. Daripada saya, yang sampai sekarang belum
mengenakan jilbab. Saya mengenakan jilbab ketika saya hendak mengikuti
pengajian atau acara apa yang memang diharuskan mengenakan jilbab.
Terkadang
pula, saya merasa malu jika berpapasan dengan teman saya yang bahkan dulu dia
tidak berjilbab namun sekarang telah memutuskan untuk mengenakan jilbab.
Sungguh beruntung sekali mereka yang telah mendapatkan hidayah dari Allah
begitu batin saya. Saya terkadang memikirkan kapan saya akan berjilbab. Saya
pun tahu pertanyaan itu adalah pertanyaan yang jawabannya ada pada diri saya
sendiri.
Kapan
? Kapan ? Kapan ? Kapan aku memakai jilbab ? Pertanyaan itu yang selalu
berputar-putar dipikiranku.
Kalau
lulus kuliah ?
Kalau
kerja ?
Kalau
sudah menikah ? ahh kelamaan ....
Tapi
nggak apa-apa .... insya Allah ketika aku telah menikah, aku akan mengenakan
jilbab. Karena juga ketika itu saya sudah bersuami maka sudah sepantasnya pula
untuk menutup aurat. Meskipun itu masih terlalu lama. Saya akan mencoba
memperbaiki diri terlebih dahulu sebelum berjilbab.
Pernah
ada seorang teman yang mengatakan “kamu nazar aja ... kalau misalnya skripsimu
selesai, sidangmu lancar, dan kamu lulus kuliah kamu nazar akan mengenakan
jilbab” hahaha Aku lalu memikirkan kata-katanya. Apa aku melakukan yang dia
katakan saja ya ? namun setelah lama aku pikirkan kata-kata itu, sepertinya aku
tidak ingin mengenakan jilbab karena nazar. Aku ingin benar-benar siap lahir
dan batin berjilbab. Benar-benar dari dalam hati yang paling dalam.
Semoga
Allah memaafkan saya yang sampai saat ini belum mengenakan jilbab dan segera
membuka hati saya. Yang entah kapan saya pun tidak tahu.
Itu beberapa foto ketika saya mengenakan jilbab :) narsis dikit yaaa :)