Siapa
yang tidak mengenal PMI ? Sebagai orang Indonesia tentu tidak asing dengan
organisasi yang satu ini. Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi
kemanusiaan yang tertua di Indonesia. Namun, orang Indonesia belum banyak yang
mengenal secara mendalam tentang peran PMI. PMI hanya dikenal sebagai
organisasi yang berhubunagn dengan pendarahan. Maksud dari pendarahan disini
adalah tempat untuk donor darah, penyimpanan darah, dan lain sebaginya yang
berhubungan dengan darah. Bahkan tidak sedikit pula yang mengenal PMI hampir
sama dengan rumah sakit.
Tulisan
ini diharapkan mampu mengenalkan lebih mendalam tentang peran PMI diluar
tugasnya yang berhubungan dengan darah. Setiap cabang PMI diseluruh Indonesia
tentu memiliki tujuan yang sama namun untuk tercapainya tujuan-tujuan tersebut
mereka memiliki program-program kerja yang berbeda satu sama lain karena memang
harus menyesuaikan kondisi yang ada dilingkungan sekitarnya.
Ada
salah satu program dari PMI yang tugasnya tidak berhubungan dengan darah.
Program yang satu ini berhubungan dengan kelestarian lingkungan hidup di
Indonesia. Program dari PMI ini tentang Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis
Masyarakat atau yang disingkat menjadi PERTAMA.
Beberapa
kegiatan dilaksanakan agar tujuan dari Program PERTAMA ini dapat tercapai. Salah satunya adalah untuk menjaga
kelestarian hidup terutama pada daerah pesisir yaitu dengan penanaman pohon
mangrove dan tumbuhan-tumbuhan yang biasa ditanam di pantai yang dapat
dijadikan sebagai pengaman pantai dari abrasi serta gelombang pasang.
Source : Dokumentasi PMI Lembata |
Pada
PMI khususnya yang bercabang di daerah pesisir banyak yang melakukan kegiatan
serupa yaitu penanaman pohon mangrove didaerah pesisir. Salah duanya adalah
Kantor PMI Cabang Lembata dan Kantor PMI Kabupaten Aceh Jaya. Menurut sumber
yang ada, yang dalam hal ini dapat dilihat dalam sebuah berita tertulis di link
(http://arsip.floresbangkit.com/2015/03/cegah-abrasi-pmi-lembata-dan-warga-penikenek-tanam-ribuan-anakan-mangrove/)
untuk berita tentang PMI Cabang Lembata dan di link (http://www.pmi.or.id/index.php/berita-dan-media/kisah/k2-categories/item/199-rumah-bibit-mangrove-untuk-penghijauan.html)
untuk berita tentang PMI Kabupaten Aceh Jaya.
Menurut
sumber-sumber tersebut, PMI menjadi relawan bersama pemerintah serta warga
setempat menanam ribuan bibit pohon mangrove serta tanaman pantai yang lain di
daerah pesisir pantai Desa panikenek, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata
pada awal tahun 2015 yang lalu. Sebenarnya kawasan ini memiliki keeksotisan
yang bisa dibilang sangat luar biasa. Karena mungkin daerah ini memang belum
banyak diketahui oleh orang-orang Indonesia. Namun keeksotisan ini terancam
akan hilang karena adanya abrasi dan gelombang pasang yang terus menerus
terjadi dikawasan ini.
Tidak
jauh berbeda dengan PMI Cabang Lembata, PMI Kabupaten Aceh Jaya juga melakukan
hal serupa yaitu masih berhubungan dengan penyelamatan pantai dengan mangrove.
Namun yang berbeda adalah untuk PMI Kabupaten Aceh Jaya pada awal tahun 2014
telah membangun beberapa lokasi rumah unik. Mengapa disebut unik ? karena
memang lain dari rumah pada umumnya. Rumah ini merupakan rumah bibit mangrove.
Jadi rumah ini digunakan istilahnya untuk menyemai bibit mangrove sebelum
ditanam. Program ini juga termasuk dalam program PERTAMA yang nantinya akan dilanjutkan kegiatan penanaman pohon
mangrove didaerah pesisir kabupaten setempat.
Berdasarkan
kegiatan untuk menjaga lingkungan hidup tersebut yang telah dilakukan oleh PMI
Lembata dan PMI Aceh Jaya tersebut, sebenarnya dapat dijadikan acuan atau
contoh bagi PMI diseluruh Indonesia yang belum melakukan kegiatan serupa.
Terutama untuk PMI yang bercabang didaerah pesisir. Pada tulisan ini akan
diberi contoh daerah yang memang memerlukan penanganan yang sangat serius
terutama pada bidang lingkungan hidup. Daerah tersebut adalah Semarang Ibukota
Provinsi Jawa Tengah.
Adakah
yang mengingat lagu tentang Semarang yang ini ? “Semarang kaline banjir ... Yen
Sumelang aja dipikir ...”. sepenggal lirik lagu tersebut memang sedikit
menggambarkan keadaan Ibukota Jawa Tengah ini. Namun sekarang bukan kali atau
sungainya saja yang terkena banjir namun jalan rayanya juga seringkali terendam
oleh air rob yang naik ke darat akibat dari air laut yang pasang. Pengelolaan
pesisir yang kuranglah yang menyebabkan air rob ini seringkali menggenangi
sejumlah kawasan di Semarang. Daerah yang seringkali tergenang oleh banjir air
rob ini adalah didaerah genuk dan kaligawe. Kota lama yang menjadi landmark
Kota Semarang pun ikut terkena dampak dari banjir rob ini. Hal ini bisa menjadi
sebuah pekerjaan yang memang sangat berat bagi Pemerintah setempat. Tidak
terkecuali untuk PMI Cabang setempat. PMI Cabang setempat dapat membuat
program-program yang dapat mengurangi kerusakan yang terjadi pada lingkungan
hidup yang pada hal ini terjadi di daerah Semarang yeng terkena dampak banjir
rob. Penanaman mangrove disepanjang garis pantai di pesisir Semarang juga
merupakan sebuah ide yang briliant untuk mengatasi masalah ini namun memang
membutuhkan waktu yang cukup panjang apabila menunggu pohon mangrove itu tumbuh
besar. Namun dampak positif dari penanaman mangrove ini juga sangat luar biasa.
Karena selain untuk pengamanan pantai, kawasan mangrove juga dapat menambah
penghasilan warga daerah setempat. Karena kawasan mangrove banyak digunakan
ikan-ikan untuk bertelur. Dan dapat dibayangkan betapa banyaknya ikan-ikan
disana.
Itulah
sedikit tulisan yang menggambarkan betapa besarnya peran Palang Merah Indonesia
untuk Indonesia. Karena memang tidak hanya yang berhubungan dengan darah yang
menjadi program dari PMI. Tapi seluruh kegiatan kemanusiaan bahkan hingga
lingkungan hidup yang memang menjadi tempat tinggal para manusia.
Sepenggal Mars PMI … “Gerak
juangnya ke seluruh nusa. Mendarmakan
bakti bagi ampera. Tunaikan
tugas suci, tujuan PMI. Dipersada Bunda Pertiwi”.
Jayalah
Palang Merah Indonesia ... Terima kasih atas pengorbananmu bagi kami Bangsa
Indonesia ...