Kepada Yang
Terhormat Presidenku Bp. Ir. H Joko Widodo ...
Saya menyebut
ini adalah Surat Untuk Presiden. Dalam surat
ini, saya ingin menyampaikan perasaan saya tentang musibah asap yang
menimpa saudara-saudara saya sesama manusia dan sesama bangsa Indonesia di
Pulau Sumatra dan Kalimantan. Mungkin saya memang bukanlah orang yang merasakan
secara langsung dampak asap yang terjadi di Pulau Sumatra maupun Kalimantan,
karena saya memang tidak tinggal di Sumatra ataupun Kalimantan. Tapi saya
adalah Orang Indonesia dan saya sangat sedih melihat saudara sebangsa saya
menderita.
Pak Jokowi
Presiden kami, disini saya pun sangat menyadari bahwa Bapak tidak akan membaca
ini. Saya sadar bahwa banyak tugas bapak yang lebih penting daripada hanya
membaca keluh kesah saya yang hanya rakyat biasa ini dan bukan orang hebat
ataupun orang terpandang di Negeri yang indah ini. Namun, saya sudah tidak tahu
lagi mau berkeluh kesah pada siapa melihat betapa menderitanya saudara-saudara
sebangsa saya akibat bencana itu. Berkeluh kesah sama Allah ? itu memang harus.
Namun, bukankah Allah memerintahkan umatNya untuk berusaha terlebih dahulu baru
kemudian menyerahkan sepenuhnya kepadaNya ? Saya hanya bisa berkeluh kesah
melalui tulisan ini pak. Karena sangat tidak memungkinkan bagi saya untuk
berkunjung ke Istana Negara kemudian mencari Pak Presiden. Mungkin jika hal
tersebut saya lakukan, saya sudah diusir terlebih dahulu didepan gerbang masuk
Istana Negara. Saya berkeluh kesah kepada Bapak karena mungkin di Negara ini
Presiden memiliki kuasa yang sangat besar untuk berbuat sesuatu yang dapat
menghentikan bencana kabut asap tersebut meskipun ini bukan salah bapak. Bapak
Presiden dapat meminta bantuan menteri-menteri terkait atau bantuan dari pihak
lain untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kabut asap yang menimpa
saudara-saudara kita semua disana. Saya tidak dapat berbuat apapun. Karena saya
hanyalah seorang mahasiswa yang mungkin belum bisa membantu sepenuhnya karena
saya memang belum memiliki penghasilan. Saya disini hanya dapat membantu dengan
doa yang tulus dan membantu sedikit bila ada kegiatan sosial dikampus untuk
membantu mereka korban bencana kabut asap dengan menyisihkan sedikit dari uang
saku saya dan saya pikir itu belum dapat membantu.
Pak Jokowi ...
tolonglah mereka pak. Lihatlah pak .... lihatlah anak-anak kecil disana.
Bukankah pagi hari adalah waktu bagi mereka untuk berangkat sekolah bersama
teman-teman mereka dengan hati yang riang gembira dan sore hari yang seharusnya
mereka habiskan untuk bermain diluar rumah. Namun sekarang akibat adanya asap
itu mereka seakan-akan takut untuk keluar rumah. Tidak jarang pula pihak
sekolah meliburkan murid-muridnya karena asap yang menebal. Lantas bagaimana
nasib siswa-siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional jika sekolah sering libur
karena asap yang menebal? Melihat dari berita di media elektronik saya pun bisa
merasakan betapa menderitanya mereka semua. Gelap sekali disana. Bahkan sinar
matahari pun telah terkalahkan oleh pekatnya kabut asap.
Lihatlah orang
tua disana pak ... bukankah mereka seharusnya mencari nafkah demi kelangsungan
hidup keluarganya ? namun karena kabut asap itu pekerjaan mereka jadi
terganggu. Mau diberi makan apa keluarganya nanti ? mau bekerja didalam rumah ?
bahkan asap itu pun sudah masuk kedalam rumah.
Lihatlah pak
sudah berapa jiwa yang menjadi korban karena bencana ini. Anak-anak balita banyak
yang terkena gangguan pernapasan. Bahkan beberapa sudah ada yang meninggal.
Nyawa mereka sia-sia karena asap.
Pak Jokowi, saya
tahu bencana kabut asap ini bukanlah kesalahan Bapak dan saya pun tidak akan
menyalahkan Pemerintah karena ini memang bukan kesalahan pemerintah. Namun
dalam hal ini, Pemerintah seharusnya melakukan sesuatu.
Pak Jokowi, saya
pun tahu kalau secara pribadi Bapak juga sedang memikirkan bagaimana solusi
yang dapat digunakan untuk menghentikan semua ini. Tapi pada jabatan yang telah
Bapak miliki saat ini, Bapak memiliki orang-orang yang dapat membantu Bapak
untuk menyelesaikan semua ini. Mungkin dalam hal ini menghentikan untuk
selama-lamanya dan tidak ada lagi bencana kabut asap. Menurut saya, dengan cara
mencari siapa pelaku pembakaran lahan itu dan secara TEGAS memberikan hukuman
dengan seberat-beratnya karena kesalahan yang telah mereka perbuat.
Namun untuk
mencari pelakunya pun saya mengetahui pasti membutuhkan waktu yang sangat lama.
Tidak mudah memang untuk menetukan siapa pelakunya. Namun sebaiknya pemerintah
dapat bertindak dengan cepat untuk menolong korban-korban bencana asap ini.
Berikan apa yang mereka butuhkan. Seperti obat-obatan mungkin, dokter-dokter
ahli, pengobatan gratis, atau masker pelindung agar asap tidak terhirup. Saya
tahu, pemerintah setempat bahkan pemerintah pusat telah memberikan itu semua.
Namun ketahuilah pak .... ketika saya melihat di berita televisi yang dibagikan
kebanyakan adalah masker medis bukan masker khusus untuk asap. Entah bantuan
masker dari siapa itu, namun kebanyakan yang saya lihat memang bukan masker
yang seharusnya untuk asap. Berikan mereka masker yang seharusnya. Setidaknya
untuk memperpanjang umur mereka. Ada sebuah masker yang namanya masker N95 (maaf ini bukan maksud untuk promosi). Namun masker N95 itu bukanlah masker
yang paling baik karena masih ada masker yang khusus untuk asap yang lebih baik
dari masker N95 tersebut. Namun setidaknya, meskipun bukan yang paling baik
tapi sedikit bisa menolong mereka pak ... Himbaulah pemerintah daerah setempat
untuk memberikan masker yang sesuai untuk asap.
Masker N95
Itu adalah masker N95 untuk asap. Saya mengambil gambar itu dari Google.com namun itu masih belum maksimal untuk mencegah asap terhirup.
Bantulah mereka
pak .... pikirkan masa depan mereka dan masa depan Bangsa Indonesia
#MELAWANASAP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar