Powered By Blogger

Kamis, 12 Mei 2016

TEATER KOLOSAL MEMERIAHKAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2016 DI JEPARA









Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) di Indonesia. Banyak sekali kegiatan yang diselenggarakan untuk memeriahkan Hardiknas setiap tahunnya. Acara yang diselenggarakan tersebut biasanya diikuti oleh seluruh civitas akademika baik pelajar, mahasiswa, pengajar, dan lain sebagainya. Tidak terkecuali pula di Kota Ukir, Jepara. Untuk memeperingati Hardiknas, semua sekolah di Jepara juga mengadakan Upacara Bendera peringatan Hari Pendidikan Nasional. Tidak hanya di sekolah-sekolah saja, di Alun-alun Jepara juga diadakan Upacara serupa yang dihadiri langsung oleh Bupati Jepara yang menjadi Inspektur Upacara.

Namun ada hal yang menarik setelah upacara di Alun-alun Jepara, ada pertunjukan Teater Kolosal. Teater kolosal ini dimainkan oleh gabungan pelajar-pelajar di Jepara baik SD hingga SMA. Sebenarnya, Teater Kolosal ini tidak hanya diadakan tahun ini saja. Tahun-tahun sebelumnya pun diadakan pentas serupa namun tema-temanya saja yang berbeda setiap tahunnya. Sewaktu masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas saya juga sempat mengikuti pentas kolosal ini karena memeng waktu itu saya ikut ekskul Teater di sekolah.


Baiklah saya akan cerita singkat tentang alur cerita yang dimainkan dalam Pentas Teater Kolosal Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2016 di Jepara dan didukung oleh beberapa foto yang diambil ketika Teater Kolosal berlangsung.

Pada suatu hari, ada seorang anak kecil yang ingin sekolah. Kemudian oleh orang tuanya, dia dimasukkan ke sebuah Taman Kanak-kanak yang memang menjadi awal dari pendidikan formal. Seperti layaknya anak-anak TK, anak itu sangat riang gembira ketika berangkat sekolah. Belajar sambil bermain.


Seiring berkembangnya waktu, anak tersebut mulai memasuki bangku Sekolah Dasar. Disini pelajaran yang diberikan pun agk sedikit lebih banyak. Namun tetap, untuk seukuran anak SD bermain juga menjadi kebiasaan mereka sehari-hari tidak terkecuali di sekolah.




Setelah menamatkan bangku sekolah dasar, anak ini mulai memasuki bangku sekolah menengah. Pada saat inilah masa-masa anak mulai mencari jati dirinya. Kalau kata orang Anak Baru Gede (ABG). Pada masa ini, sifat labil anak pun mulai terlihat. Dan seringkali mengikuti teman-temannya. Ada yang menarik dalam Teater Kolosal kali ini. Ada adegan yang memperlihatkan si anak yang mungkin mengikuti gaya teman-temannya yang suka balapan motor. Si anak ini pun suka ikut balapan motor. Suatu ketika, saat dia sedang balapan motor, dia mengalami kecelakaan yang memebuatnya luka parah (ini cuma akting yaa ...)


Begitu menamatkan sekolah menengah pertamanya, anak itu kemudian melanjutkan ke bangku menengah atas. Seperti yang kita ketahui bersama, pada masa ini, anak-anak mulai memasuki proses menuju dewasa. Tentu makin banyak sekali godaan-godaan yang diterima dari pergaulannya. Hal tersebut juga menjadi adegan di pentas kolosal ini. Ketika itu, si anak mulai bosan sekolah, bosan belajar. Dia ingin seklai mengikuti teman-temannya (lihat anak-anak dalam lingkaran merah pada gambar dibawah). Padahal teman-temannya tersebut sedang berpesta miras, narkoda, dan lain-lain. Orang tua si anak ini melarangnya untuk bergabung dengan teman-temannya.

Perhatikan di lingkaran merah

Ditengah-tengah pesta, ada razia dari kepolisian. Teman-teman dari anak tersebut semuanya ditangkap polisi. Beruntung bagi anak itu karena dia tidak sempat ikut pesta itu. Nah yang menarik kali ini, yang menjadi Polisi-polisi itu adalah Polisi Cilik dari SD N 1 Panggang Jepara. Wah mereka keren sekali. Saya menyebutnya kecil-kecil cabe rawit. Nampak gagah-gagah sekali meskipun masih SD. Mereka juga menampilkan senam lalu lintas kalau tidak salah namanya dengan formasi serta gerakan yang sangat menarik.




Kembali ke alur cerita Teater Kolosal selanjutnya ..

Kemudian si anak beranjak dewasa dan memasuki Sekolah Menengah Atas dan kemudian ke perguruan tinggi. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuhnya, maka semakin banyak dan besar pula cobaan yang harus dihadapinya terutama dari pergaulannya sehari-hari. Godaan-godaan tersebut seperti ISIS, Narkoba, Perilaku Hedonis, dan lain sebagainya yang memang sering terjadi pada remaja bahkan hingga saat ini. Untuk mengilustrasikannya, ditampilkan beberapa anak dengan kostum menggunakan kostum bertulisan di punggung. Kemudian beberapa anak yang berperan sebagai godaan ini mencegah anak yang sedang berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya.


Akhirnya, karena doa dari Orang Tuanya serta ketidakperdulian anak tersebut terhadap godaan-godaan buruk yang mengejarnya, anak tersebut dapat menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana dan dengan bangga ia mengenakan toga.


Demikianlah Pentas Teater Kolosal untuk memeriahkan Hari Pendidikan Nasional di Jepara. Saya selalu menunggu dan menyempatkan untuk melihat secara langsung di Alun-Alun Jepara setiap tahunnya. Semoga Pendidikan di Indonesia semakin baik dan terus berbenah. Jayalah Pendidikan Indonesia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar