Powered By Blogger

Jumat, 11 Desember 2015

HARI GUNUNG SEDUNIA (11 DESEMBER)

11 Desember adalah Hari Gunung Sedunia dan alam berkembang kian buruk. Jika ingin tahu lebih jelas sifat asli orang-orang, ajaklah ia mendaki gunung. Diatas sana tak ada yang bisa sembunyikan karakter aslinya. Jika egois akan egois, penakut akan banyak diam, pengeluh akan tak berhenti berkeluh kesah sepanjang perjalanan. Dari situlah kita akan semakin tahu kekurangan dan kelebihan diri masing-masing dan kemudian bisa saling INTROSPEKSI DIRI. Mendaki tak jauh beda dengan kehidupan. Lewati tanjakan terjal yang bisa bikin menyerah, berhati-hati susuri tepi jurang, jika tak hendak terpeleset. Dan jika terpeleset, mampukah melanjutkan perjalanan atau memilih mundur dan turun untuk selanjutnya pulang atau berhenti untuk sejenak melepas lelah dari perjalanan panjang. Sesekali kita butuh orang lain untuk berpegangan tangan saat lewat titian, bahkan harus percayakan nyawa kepada teman ketika perlu memanjat bagian tebing curam.

Menapak lautan juga penuh dengan filosofi hidup. Laut dikisahkan pasir yang akan meredam air laut. Apapun kejadian dilaut, laut tak akan menggempur daratan kecuali bencana sebesar tsunami. Yang bermakna sebisa apapun yang terjadi dengan kita, jangan sampai membuat orang lain mengalami dampak negatifnya. Tetap melakukan dan berbuat yang terbaik tanpa harus ada yang tersakiti, terdzalimi, dan teraniaya. Laut juga mampu tanggulangi sampah yang menyesakinya dengan dihempaskan ke pantai atau memendamnya dikedalaman sehingga menjadi sedimen. Begitu juga kehidupan, ada hal yang harus kita lakukan dan ada hal yang harus kita pendam. Supaya tidak keluar kemana-mana. Supaya tidak menjadi fitnah atau sejenisnya. Laut punya lapisan yang berbeda-beda pada kedalaman-kedalamannya. Tetapi dia tetaplah laut. Kita boleh berbeda satu sama lain, tetapi kita harus tetap bersatu padu. Bumi sangat dipengaruhi laut. Tapi laut tidak meempengaruhi dirinya dan makhluk didalamnya juga tetap menjaga dirirnya masing-masing tanpa harus dipengaruhi olah air laut. Lihat ikan laut, meskipun dia tinggal dilaut yang airnya asin tapi rasanya tetap tawar. Artinya, walaupun dibelahan manapun berada,kita harus tetap menjadi diri sendiri yang bijak dan mampu membuat perubahan yang baik untuk sekeliling.

Filosofi tertinggi, sendiri dipuncak bukit atau sendiri ditengah samudra semakin meyakinkan kita bahwa kita sungguh teramat kecil. Bagai sebutir pasir dipegunungan dan sebulir air di samudra, TAK PANTAS UNTUK PONGAH.


Laut atau Gunung ? Asam di Gunung, Garam di Laut, bertemu dalam belanga. Kamu suka gunung, aku suka laut, mari bersatu dalam BEJANA CINTA. Cinta alam, cinta sesama, merupakan wujud mencintai kehidupan

-Kang Maman ILK-

TETAP CINTAI DAN JAGA KEINDAHAN GUNUNG DAN LAUT INDONESIA







SUNRISE GUNUNG PRANJI


MENUJU LOMBOK


GILI TRAWANGAN

KET. FOTO :
"MENUJU LOMBOK"
Diikutkan dalam Lomba Fotografi "ANUGRAH NUSA BAHARI 2015" yang diselenggarakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan & Pewarta Foto Indonesia Jogjakarta

3 komentar: