Wanita itu bernama
Annisa Awalinna. Seperti arti yang terkandung dalam namanya, dia adalah anak
perempuan pertama dalam keluarganya. Wanita yang memiliki motto hidup “Man
jadda wa jadda : barangsiapa yang bersungguh-sungguh, dia (akan) mendapatkan”
itu lahir di Kota Lumpia pada 15 April, 22 tahun yang lalu. Aku memanggilnya
Nisa. Nisa merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Saat ini, keluarganya
telah pindah ke Semarang. Mengapa saat ini ? karena sebelumnya keluarganya
berada di Tangerang. Sedangkan Nisa merantau ke Semarang untuk menuntut ilmu.
Entah tepatnya tanggal
berapa aku mengenalnya pertama kali aku pun sudah lupa. Seingatku, kami saling
mengenal ketika kami sama-sama bergabung dalam sebuah Unit Kegiatan
Kemahasiswaan. UKM Peduli Sosial Universitas Diponegoro lah yang telah
mempartemukan kami pada tahun 2013 lalu. Pada tahun itu pula merupakan awal
berdirinya UKM Peduli Sosial Universitas Diponegoro. Kami berada dalam satu
divisi yang sama yaitu Divisi Komunikasi. Mungkin karena seringnya ketemu karena
rapat, atau hanya sekedar kumpul-kumpul, mungkin itu yang mendekatkan kami.
Sebenarnya dulu kami
tidak terlalu dekat. Kami hanya pergi bersama atau ketemu kalau kebetulan
sedang ada acara UKM atau ada tugas dari UKM yang mempertemukan kita. Karena kami
memang bukan satu jurusan. Dia memilih jurusan Hukum sedangkan saya jurusan
Administrasi Publik. Padahal fakultas kami sebenarnya sebelahan. Tapi kami
jarang ketemu. Mungkin karena kesibukan masing-masing.
Sekarang pun sebenarnya
kami jarang ketemu. Karena memang Nisa sudah tidak tinggal di Tembalang.
Bersama orang tuanya yang baru pindah ke Semarang yang sebelumnya memang
tinggal di Tangerang, mereka menempati rumah di daerah Pedurungan Semarang.
Karena jarak yang mungkin cukup jauh yaitu antara Tembalang yang berada di
Semarang bagian atas dan Pedurungan yang berada di Semarang bagian bawah kami
jadi jarang bisa ketemu. Selain itu juga mungkin karena kesibukan masing-masing
dari kami.
Namun sesekali kami
menyempatkan untuk ketemuan jika ada waktu luang. Meskipun hanya jalan-jalan,
mengunjungi tempat yang bagus kemudian kami foto-foto, makan, atau bahkan Nisa
yang datang ke Tembalang. Kalau udah ketemu, mungkin waktu 24 jam sehari
terasa sangat kurang. Kami bercerita dan curhat kesana kemari mulai dari cowok,
temen, kadang-kadang juga gosip, bahkan sampai ngobrol tentang masa depan.
Terkadang kami memang ngobrol tentang masa depan. Sampai ngobrol tentang konsep
pernikahan kami masing-masing. Mulai dari dekorasi yang seperti apa, baju yang
seperti apa, nanti siapa yang nikah duluan, bahkan sampai bicarain tentang
jodoh. Pokoknya pesanku ya Nis, nanti kalau kamu nikah duluan harus aku yang
jadi bridesmaidnya. Terkadang Nisa juga mengirimkan gambar-gambar tentang jodoh
tentang apapun ke aku melalui WhatsApp karena kadang aku suka mengeluh sedang
galau.
Dengan tulisan ini aku
hanya ingin mengucapkan terima kasih untukmu, Nis. Terima kasih buat waktu dan
perhatianmu. Meskipun kita belum lama kenal aku merasa nyaman bila cerita
apapun sama kamu. Kamu pun selalu sabar untuk mendengarkan semua ceritaku dan
semua keluh kesahku. Terima kasih untuk bahumu, terima kasih untuk waktumu, terima kasih untuk nasehat-nasehatmu.
Maaf aku nggak bisa ngasih apapun selain ucapan terima kasih. Maaf kalau aku sering merepotkan. Aku berharap persahabatan kita bisa selamanya. Tetap jadi Nisa yang aku kenal. Nisa yang santun, Nisa yang baik, Nisa si pendengar yang hebat, Nisa yang peduli sama temen, Nisa yang segalanya. Makasih Nis buat perhatianmu selama ini. Maaf aku nggak bisa balas semuanya. Tapi aku akan selalu berusaha untuk menjadi teman yang baik sepertimu.
Mungkin 5 atau 10 tahun lagi ketika kita kembali baca tulisan ini atau mengingat kenangan-kenangan yang mengisis hari-hari kita, kita akan tertawa-tawa sendiri ya Nis hahaha
Semoga apa yang kita cita-citakan semuanya tercapai ya nis .... Amin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar