Untuk sebagian Rakyat
Indonesia mungkin sudah tidak asing dengan alat musik yang satu ini. Alat musik
yang sering kita kenal merupakan alat musik khas Jawa Barat. Kita mengenalnya
dengan nama ANGKLUNG. Alat musik yang terbuat dari bambu ini berkembang dalam
masyarakat Sunda. Angklung dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi tersebut
disebabkan karena benturan yang terjadi pada badan pipa bambu). Menurut sumber
yang saya baca yaitu https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung,
memaparkan bahwa Dictionary of The Sunda Language karya Jonathan Rigg yang
diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia menuliskan bahwa angklung merupakan alat
musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya,
menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai,
digetarkan untuk menghasilkan bunyi.
Menurut sumber yang
sama pula, Angklung telah terdaftar sebagai Karya
Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia
dari UNESCO
sejak November 2010.
Mengapa saya mengulas
tentang Alat Musik Angklung ?
Entah kenapa saya
memang sangat menyukai alat musik dari bambu yang satu ini. Saya pertama kali
mengenal angklung yaitu ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun
pertama kali memainkannya yaitu ketika kelas 6 SD. Kebetulan pada waktu itu
saya terpilih menjadi salah satu pemain angklung untuk acara perpisahan kami.
So excited ! saya lupa waktu itu angklung dengan nada apa yang saya pegang.
Menjelang acara, kami selalu berlatih setiap hari. Ketika itu lagu yang
dimainkan juga masih dalam kategori lagu yang sederhana. Ada tiga buah lagu
yang kami mainkan pada waktu itu. Lagu gundul-gundul pacul, ambilkan bulan dan
satu lagi saya lupa lagu apa.
Untuk pertama kali
memainkannya, saya rasa memainkan angklung cukup mudah. Saya dan teman-teman
yang pada waktu itu masih kelas 6 SD pun dapat memainkannya dengan lancar dan
sangat indah. Kami pun mendapatkan applause dari semua tamu yang hadir pada
acara perpisahan kami.
Dari situlah saya
mulai tertarik dan menyukai alat musik ini. Mungkin karena suara yang
ditimbulkan sangatlah menyejukkan. Ketika mendengarkannya serasa sedang berada
di sebuah pedesaan yang sangat tentram tanpa kebisingan, yang ada hanyalah
suara musik bambu yang mengalun lembut ditelinga. Pengalaman yang tidak pernah
saya lupakan seumur hidup saya yaitu ketika pertama kali dapat memainkan
angklung. Namun sayangnya saya tidak punya dokumentasi ketika pertama kali saya
dan teman-teman memainkan alat musik yang indah itu.
Sekarang, kita
belajar tentang sejarah dan macam-macam jenis angklung ya ....
ASAL
USUL ANGKLUNG
Saat ini, mungkin
orang-orang hanya mengetahui tentang Angklung dan mengetahui cara memainkannya
tanpa mengetahui asal usul dari alat musik angklung tersebut. Kali ini saya
akan memaparkan sejarah singkat dari alat musik khas Jawa Barat tersebut.
Bersumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung.
Menurut sumber, tidak
ditemukan petunjuk kapan alat musik angklung digunakan. Tetapi ada dugaan bahwa
bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di
Nusantara sampai awal penanggalan modern. Hal tersebutlah yang membuat angklung
merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.
Pada masa Kerajaan
Sunda (abad ke 12 sampai abad ke 16) catatan mengenai angklung baru muncul.
Asal usul terciptanya musik bamabu seperti angklung, ini berdasarkan dari
pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupannya adalah
padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal inilah yang melahirkan mitos
kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci yang dikenal sebagai Dewi Padi yang
pemberi kehidupan. Masyarakat Baduy, yang dalam hal ini sebagai sisa-sisa
masyarakat Sunda Asli, menerapkan angklung sebagai salah satu bagian dari
ritual untuk mengawali menanam padi. Di Jasinga, Bogor, permainan angklung
gubrag merupakan salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun yang
lalu. Kemunculannya berasal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan kemudian
dimainkan untuk memikat Dewi Sri sebagai Dewi Padi untuk turun ke bumi agar tanaman
padi rakyat dapat tumbuh subur.
Lagu-lagu persembahan
terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat
dari batang-batang bambu yang dikemas dengan sederhana yang kemudian lahirlah
struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian
pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung.
Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian
ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan
di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana
(usungan pangan) dan sebagainya.
Sejak zaman itu pula,
jenis bambu yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan alat musik tersebut
adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap
nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah
(wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Fungsi angklung
sebagai penggugah semangat dalam pertempuran telah dikenal oleh masyarakat sejak
masa Kerajaan Sunda. Bahkan karena fungsi angklung sebagai pemompa semangat
rakyat tersebut masih sangat terasa sampai pada masa penjajahan, membuat
pemerintah Hindia Belanda semapt melarang masyarakat untuk menggunakan
angklung. Akibat dari pelarangan tersebut, popularitas angklung sempat menurun
dan hanya dimainkan oleh anak-anak pada masa itu.
Dalam
perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seluruh Pulau Jawa, lalu
Kalimantan dan Sumatra. Pada tahun 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari
Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai dengan penyerahan angklung, lalu
permainan musik bambu ini pun sempat meyebar disana.
Sejak tahun 1966,
seorang tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan
laras-laras pelog, salendro, dan madenda yang kita kenal yaitu Udjo Ngalagena
mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai
komunitas (untuk cerita tentang Udjo Ngalagena akan saya ulas dibawah dengan
sub judul “Saung Angklung Udjo”).
JENIS-JENIS
ANGKLUNG DI INDONESIA
Di Indonesia,
ternyata angklung tidak hanya ada di Jawa Barat seperti yang kita ketahui
selama ini. Meskipun angklung merupakan musik tradisional dari Jawa Barat,
banyak daerah yang memiliki angklung yang berasal dari daerahnya masing-masing.
Tentu alat musik tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan
daerahnya. Berdasarkan sumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung,
ada beberapa jenis angklung yang dapat kita ketahui di Indonesia. Berikut
jenis-jenis angklung tersebut :
-
Angklung Kanekes
Angklung di daerah
Kanekes (kita sering menyebutnya Orang Baduy) digunakan karena berhubungan dengan ritus padi. Bukan
semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan
ketika menanam padi di huma (ladang).
Dalam sajian hiburan, Angklung
biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung
di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam
lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala,
Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang,
dan lain-lain
Nama-nama angklung di Kanekes dari
yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung
leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh
seorang.
Di Kanekes yang berhak membuat
angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3
kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak
semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang
mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di
Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah.
Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.
-
Angklung
Reyog
Angklung Reyog merupakan alat musik
untuk mengiringi tarian reyog ponorogo di jawa timur. angklung Reyog memiliki
khas dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua nada serta bentuk yang
lengkungan rotan yang menarik (tidak seperti angklung umumnya ang berbentuk
kubus) dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah. di kisahkan
angklung merupakan sebuah senjata dari kerajaan bantarangin ketika melawan
kerajaan lodaya pada abad ke 9, ketika kemenangan oleh kerajaan bantarangin
para prajurit gembira tak terkecuali pemegang angklung, karena kekuatan yang
luar biasa penguat dari tali tersebut lenggang hingga menghasilkan suara yang
khas yaitu klong- klok dan klung-kluk bila didengar akan merasakan getaran
spiritual.
Dan penggunaan angklung Reyog pada
musik seperti: tahu opo tempe, sumpah palapa, kuto reog, Resik Endah Omber
Girang, dan campursari berbau ponorogoan.
-
Angklung Banyuwangi
Angklung banyuwangi ini memiliki
bentuk seperi calung dengan nada budaya banyuwangi.
-
Angklung Bali
Angklung bali memiliki bentuk dan nada
yang khas bali.
-
Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung
Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan
digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi),
ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung)
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika
suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.
Itu merupakan
beberapa jenis angklung yang ada di Indonesia. Untuk belajar lebih lengkapnya
dapat dilihat dari sumbernya yaitu https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung.
TEKNIK
PERMAINAN ANGKLUNG
Untuk memainkan alat
musik angklung ini sebenarnya sangatlah mudah. Tidak memerlukan ketrampilan
khusus atau tidak harus menjadi profesional terlebih dahulu. Tua maupun muda
dapat memainkan alat musik ini. Ketika akan memainkannya, kita tinggal memegang
rangka angklung pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung
dapat tergantung bebas. Sementara tangan kanan menggoyangkan angklung hingga
berbunyi. Sebenarnya, dalam hal ini ada tiga teknik dasar dalam meainkan atau
menggoyangkan angklung yaitu :
- Kurulung
(getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang
tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin
dimainkan.
- Centok
(sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke
telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
-
Tengkep,
mirip seperti kurulung namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar.
Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni
(satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada
angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3
nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim
(4 nada).
Untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan satu buah lagu, membutuhkan banyak pemusik yang kemudian akan dipimpin oleh seorang konduktor. Setiap pemusik akan dibagikan satu hingga empat buah angklung dengan nada yang berbeda-beda. Konduktor kemudian akan menyiapkan partitur lagu dengan untaian nada-nada yang akan dimainkan. Kemudian konduktor akan memberi aba-aba. Disini pemusik harus dapat memahami aba-aba dari konduktor. Selain itu, harus memahami nada serta ketukan. Dalam memainkan lagu, para pemusik harus memperhatikan teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan dengan segera setelah nada berikutnya mulai berbunyi.
Itulah sedikit teori
mengenai Alat Musik Angklung yang sebaiknya memang harus kita ketahui. Tapi
menurut saya, belajar untuk memainkan angklung cukup mudah. Namun begitu,
meskipun cukup mudah kita juga perlu mengetahui teknik-teknik memainkan
angklung serta semua teori mengenai angklung.
Pada saat ini banyak
sekali komunitas-komunitas angklung atau sanggar-sanggar yang memang khusus
untuk belajar angklung di Indonesia terutama di daerah Jawa Barat yang memang
daerah dimana angklung tersebut berasal. Salah satu tempat yang dapat kita
kunjungi untuk belajar memainkan angklung adalah Saung Angklung Udjo. Ini
sedikit penjelasan tentang Saung Angklung Udjo tersebut.
SAUNG
ANGKLUNG UDJO
Saung Angklung Udjo
termasuk salah satu tempat yang dapat dikunjungi untuk belajar angklung yang
terkenal di Indonesia. Berdasarkan sumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Saung_Angklung_Udjo,
Saung Angklung Udjo merupakan suatu tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan
dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Tujuan Saung Angklung Udjo
yang lain yaitu sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk
memelihara dan melestarikan budaya Sunda khususnya Angklung.
Saung Angklung Udjo
sendiri didirikan oleh pemiliknya yang bernama Udjo Ngalagena dan istrinya Uum
Sumiati pada tahun 1966. Saung ini berlokasi di Jalan Padasuka No. 118 Bandung
Timur, Jawa Barat, Indonesia.
Saung ini memiliki
tempat yang unik dan tentunya nyaman. Dengan suasana yang nyaman, berudara
segar, serta dikelilingi oleh pohon-pohon bambu. Interiornya pun menggunakan
bambu. Didalamnya terdapat banyak sekali kerajinan dari bambu serta alat musik
dari bambu.
Menurut sumber, di
Saung Angklung Udjo ini sering diadakan pertunjukan rutin setiap sore. Saung
Angklung Udjo ini pun telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang
dilakukan pada pagi aatu siang hari. Pertunjukan-pertunjukan tersebut tidak
hanya dilakukan di saung tetapi diberbagai tempat baik didalam maupun diluar
negeri.
Di Saung Angklung
Udjo ini tidak hanya menjual seni pertunjukan saja, namun berbagai produk alat
musik bambu tradisional (angklung, arumba, calung, dan lainnya) dibuat dan
kemudian dijual kepada pengunjung/pembeli.
Jika ingin mengetahui
banyak tentang Saung Angklung Udjo, teman-teman dapat mengunjungi disini http://www.angklung-udjo.co.id/
atau bisa langsung berkunjung ke alamat Saung Angklung Udjo di Jalan Padasuka
No. 118 Bandung Timur, Jawa Barat, Indonesia.
![]() |
Saung Angklung Udjo |
Ada seorang teman
saya, namanya Bu Indy Mustarja. Ketika saya menceritakan kepada beliau bahwa
saya ingin membuat ulasan tentang Angklung, beliau menceritakan pengalamannya
setahun yang lalu memainkan angklung rame-rame bersama Saung Angklung Udjo. Waktu itu
katanya acara 1000 Angklung bersama Saung Angklung Udjo yang diadakan oleh sebuah Bank
Swasta di Indonesia. Pengalaman yang sangat mengagumkan menurut saya.
Bayangkan, ramai-ramai memainkan angklung bersama Saung Angklung Udjo tentunya dipimpin langsung oleh seorang Konduktor yang handal. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan Angklung Interaktif (https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung).
Angklung Interaktif merupakan kegiatan dimana seorang konduktor mengajak banyak
orang yang umumnya adalah orang awam, untuk bermain angklung bersama-sama.
Kegiatan ini biasa dilakukan ditempat pariwisata atau dalam sebuah acara ramah
tamah. Para peserta atau yang akan menjadi pemain angklung ini akan dibagikan
angklung-angklung yang sudah diberi nomor sesuai nadanya. Kemudian, Sang
Konduktor akan memimpin permainan angklung tersebut. Kata Bu Indy, irama angklung-angklung pada waktu itu sungguh merdu dan menggetarkan jiwa.
![]() |
Angklung Bu Indy :) |
![]() |
Angklung Bu Indy :) |
Saya pun sangat
berharap suatu saat nanti dapat bermain angklung yang dipimpin atau
dikonduktori langsung oleh Konduktor yang handal dari Saung Angklung Udjo. Saya pun sangat berharap agar suatu saat
dapat berkunjung ke Saung Angklung Udjo yang ada di Bandung. Belajar pula dengan ahli-ahli angklung yang lain dan di saung-saung angklung yang lain.
Buat teman-teman yang
berniat memberi hadiah angklung kepada saya, akan saya terima dengan senang
hati loh hehehe ....
Tetap Lestarikan Kebudayaan Indonesia
-Shila Asilya-
Mantep tulisanya....terus berkarya
BalasHapusTerima kasih :)
Hapus