Powered By Blogger

Kamis, 17 Desember 2015

ANGKLUNG : Alat Musik Indonesia yang mendunia


Untuk sebagian Rakyat Indonesia mungkin sudah tidak asing dengan alat musik yang satu ini. Alat musik yang sering kita kenal merupakan alat musik khas Jawa Barat. Kita mengenalnya dengan nama ANGKLUNG. Alat musik yang terbuat dari bambu ini berkembang dalam masyarakat Sunda. Angklung dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi tersebut disebabkan karena benturan yang terjadi pada badan pipa bambu). Menurut sumber yang saya baca yaitu https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung, memaparkan bahwa Dictionary of The Sunda Language karya Jonathan Rigg yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia menuliskan bahwa angklung merupakan alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi.

Menurut sumber yang sama pula, Angklung telah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Mengapa saya mengulas tentang Alat Musik Angklung ?

Entah kenapa saya memang sangat menyukai alat musik dari bambu yang satu ini. Saya pertama kali mengenal angklung yaitu ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun pertama kali memainkannya yaitu ketika kelas 6 SD. Kebetulan pada waktu itu saya terpilih menjadi salah satu pemain angklung untuk acara perpisahan kami. So excited ! saya lupa waktu itu angklung dengan nada apa yang saya pegang. Menjelang acara, kami selalu berlatih setiap hari. Ketika itu lagu yang dimainkan juga masih dalam kategori lagu yang sederhana. Ada tiga buah lagu yang kami mainkan pada waktu itu. Lagu gundul-gundul pacul, ambilkan bulan dan satu lagi saya lupa lagu apa.

Untuk pertama kali memainkannya, saya rasa memainkan angklung cukup mudah. Saya dan teman-teman yang pada waktu itu masih kelas 6 SD pun dapat memainkannya dengan lancar dan sangat indah. Kami pun mendapatkan applause dari semua tamu yang hadir pada acara perpisahan kami.

Dari situlah saya mulai tertarik dan menyukai alat musik ini. Mungkin karena suara yang ditimbulkan sangatlah menyejukkan. Ketika mendengarkannya serasa sedang berada di sebuah pedesaan yang sangat tentram tanpa kebisingan, yang ada hanyalah suara musik bambu yang mengalun lembut ditelinga. Pengalaman yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya yaitu ketika pertama kali dapat memainkan angklung. Namun sayangnya saya tidak punya dokumentasi ketika pertama kali saya dan teman-teman memainkan alat musik yang indah itu.

Sekarang, kita belajar tentang sejarah dan macam-macam jenis angklung ya ....


ASAL USUL ANGKLUNG

Saat ini, mungkin orang-orang hanya mengetahui tentang Angklung dan mengetahui cara memainkannya tanpa mengetahui asal usul dari alat musik angklung tersebut. Kali ini saya akan memaparkan sejarah singkat dari alat musik khas Jawa Barat tersebut. Bersumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung.

Menurut sumber, tidak ditemukan petunjuk kapan alat musik angklung digunakan. Tetapi ada dugaan bahwa bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern. Hal tersebutlah yang membuat angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.

Pada masa Kerajaan Sunda (abad ke 12 sampai abad ke 16) catatan mengenai angklung baru muncul. Asal usul terciptanya musik bamabu seperti angklung, ini berdasarkan dari pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupannya adalah padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal inilah yang melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci yang dikenal sebagai Dewi Padi yang pemberi kehidupan. Masyarakat Baduy, yang dalam hal ini sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda Asli, menerapkan angklung sebagai salah satu bagian dari ritual untuk mengawali menanam padi. Di Jasinga, Bogor, permainan angklung gubrag merupakan salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun yang lalu. Kemunculannya berasal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan kemudian dimainkan untuk memikat Dewi Sri sebagai Dewi Padi untuk turun ke bumi agar tanaman padi rakyat dapat tumbuh subur.

Lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas dengan sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.

Sejak zaman itu pula, jenis bambu yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

Fungsi angklung sebagai penggugah semangat dalam pertempuran telah dikenal oleh masyarakat sejak masa Kerajaan Sunda. Bahkan karena fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat tersebut masih sangat terasa sampai pada masa penjajahan, membuat pemerintah Hindia Belanda semapt melarang masyarakat untuk menggunakan angklung. Akibat dari pelarangan tersebut, popularitas angklung sempat menurun dan hanya dimainkan oleh anak-anak pada masa itu.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seluruh Pulau Jawa, lalu Kalimantan dan Sumatra. Pada tahun 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai dengan penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat meyebar disana.
Sejak tahun 1966, seorang tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda yang kita kenal yaitu Udjo Ngalagena mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas (untuk cerita tentang Udjo Ngalagena akan saya ulas dibawah dengan sub judul “Saung Angklung Udjo”).


JENIS-JENIS ANGKLUNG DI INDONESIA

Di Indonesia, ternyata angklung tidak hanya ada di Jawa Barat seperti yang kita ketahui selama ini. Meskipun angklung merupakan musik tradisional dari Jawa Barat, banyak daerah yang memiliki angklung yang berasal dari daerahnya masing-masing. Tentu alat musik tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya. Berdasarkan sumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung, ada beberapa jenis angklung yang dapat kita ketahui di Indonesia. Berikut jenis-jenis angklung tersebut :

-        Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebutnya Orang Baduy) digunakan  karena berhubungan dengan ritus padi. Bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika menanam padi di huma (ladang).
Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, dan lain-lain
Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang.
Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.

-        Angklung Reyog
Angklung Reyog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reyog ponorogo di jawa timur. angklung Reyog memiliki khas dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua nada serta bentuk yang lengkungan rotan yang menarik (tidak seperti angklung umumnya ang berbentuk kubus) dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah. di kisahkan angklung merupakan sebuah senjata dari kerajaan bantarangin ketika melawan kerajaan lodaya pada abad ke 9, ketika kemenangan oleh kerajaan bantarangin para prajurit gembira tak terkecuali pemegang angklung, karena kekuatan yang luar biasa penguat dari tali tersebut lenggang hingga menghasilkan suara yang khas yaitu klong- klok dan klung-kluk bila didengar akan merasakan getaran spiritual.
Dan penggunaan angklung Reyog pada musik seperti: tahu opo tempe, sumpah palapa, kuto reog, Resik Endah Omber Girang, dan campursari berbau ponorogoan.

-        Angklung Banyuwangi
Angklung banyuwangi ini memiliki bentuk seperi calung dengan nada budaya banyuwangi.

-        Angklung Bali
Angklung bali memiliki bentuk dan nada yang khas bali.

-        Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung)
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.

Itu merupakan beberapa jenis angklung yang ada di Indonesia. Untuk belajar lebih lengkapnya dapat dilihat dari sumbernya yaitu https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung.


TEKNIK PERMAINAN ANGKLUNG

Untuk memainkan alat musik angklung ini sebenarnya sangatlah mudah. Tidak memerlukan ketrampilan khusus atau tidak harus menjadi profesional terlebih dahulu. Tua maupun muda dapat memainkan alat musik ini. Ketika akan memainkannya, kita tinggal memegang rangka angklung pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung dapat tergantung bebas. Sementara tangan kanan menggoyangkan angklung hingga berbunyi. Sebenarnya, dalam hal ini ada tiga teknik dasar dalam meainkan atau menggoyangkan angklung yaitu :

-    Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.

-          Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).

-        Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).

Untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan satu buah lagu, membutuhkan banyak pemusik yang kemudian akan dipimpin oleh seorang konduktor. Setiap pemusik akan dibagikan satu hingga empat buah angklung dengan nada yang berbeda-beda. Konduktor kemudian akan menyiapkan partitur lagu dengan untaian nada-nada yang akan dimainkan. Kemudian konduktor akan memberi aba-aba. Disini pemusik harus dapat memahami aba-aba dari konduktor. Selain itu, harus memahami nada serta ketukan. Dalam memainkan lagu, para pemusik harus memperhatikan teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan dengan segera setelah nada berikutnya mulai berbunyi.

Itulah sedikit teori mengenai Alat Musik Angklung yang sebaiknya memang harus kita ketahui. Tapi menurut saya, belajar untuk memainkan angklung cukup mudah. Namun begitu, meskipun cukup mudah kita juga perlu mengetahui teknik-teknik memainkan angklung serta semua teori mengenai angklung.

Pada saat ini banyak sekali komunitas-komunitas angklung atau sanggar-sanggar yang memang khusus untuk belajar angklung di Indonesia terutama di daerah Jawa Barat yang memang daerah dimana angklung tersebut berasal. Salah satu tempat yang dapat kita kunjungi untuk belajar memainkan angklung adalah Saung Angklung Udjo. Ini sedikit penjelasan tentang Saung Angklung Udjo tersebut.


SAUNG ANGKLUNG UDJO


Saung Angklung Udjo termasuk salah satu tempat yang dapat dikunjungi untuk belajar angklung yang terkenal di Indonesia. Berdasarkan sumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Saung_Angklung_Udjo, Saung Angklung Udjo merupakan suatu tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Tujuan Saung Angklung Udjo yang lain yaitu sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara dan melestarikan budaya Sunda khususnya Angklung.

Saung Angklung Udjo sendiri didirikan oleh pemiliknya yang bernama Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati pada tahun 1966. Saung ini berlokasi di Jalan Padasuka No. 118 Bandung Timur, Jawa Barat, Indonesia.

Saung ini memiliki tempat yang unik dan tentunya nyaman. Dengan suasana yang nyaman, berudara segar, serta dikelilingi oleh pohon-pohon bambu. Interiornya pun menggunakan bambu. Didalamnya terdapat banyak sekali kerajinan dari bambu serta alat musik dari bambu.

Menurut sumber, di Saung Angklung Udjo ini sering diadakan pertunjukan rutin setiap sore. Saung Angklung Udjo ini pun telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi aatu siang hari. Pertunjukan-pertunjukan tersebut tidak hanya dilakukan di saung tetapi diberbagai tempat baik didalam maupun diluar negeri.

Di Saung Angklung Udjo ini tidak hanya menjual seni pertunjukan saja, namun berbagai produk alat musik bambu tradisional (angklung, arumba, calung, dan lainnya) dibuat dan kemudian dijual kepada pengunjung/pembeli.

Jika ingin mengetahui banyak tentang Saung Angklung Udjo, teman-teman dapat mengunjungi disini http://www.angklung-udjo.co.id/ atau bisa langsung berkunjung ke alamat Saung Angklung Udjo di Jalan Padasuka No. 118 Bandung Timur, Jawa Barat, Indonesia.
Saung Angklung Udjo

Ada seorang teman saya, namanya Bu Indy Mustarja. Ketika saya menceritakan kepada beliau bahwa saya ingin membuat ulasan tentang Angklung, beliau menceritakan pengalamannya setahun yang lalu memainkan angklung rame-rame bersama Saung Angklung Udjo. Waktu itu katanya acara 1000 Angklung bersama Saung Angklung Udjo yang diadakan oleh sebuah Bank Swasta di Indonesia. Pengalaman yang sangat mengagumkan menurut saya. Bayangkan, ramai-ramai memainkan angklung bersama Saung Angklung Udjo tentunya dipimpin langsung oleh seorang Konduktor yang handal. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan Angklung Interaktif (https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung). Angklung Interaktif merupakan kegiatan dimana seorang konduktor mengajak banyak orang yang umumnya adalah orang awam, untuk bermain angklung bersama-sama. Kegiatan ini biasa dilakukan ditempat pariwisata atau dalam sebuah acara ramah tamah. Para peserta atau yang akan menjadi pemain angklung ini akan dibagikan angklung-angklung yang sudah diberi nomor sesuai nadanya. Kemudian, Sang Konduktor akan memimpin permainan angklung tersebut. Kata Bu Indy, irama angklung-angklung pada waktu itu sungguh merdu dan menggetarkan jiwa.

Angklung Bu Indy :)

Angklung Bu Indy :)

Saya pun sangat berharap suatu saat nanti dapat bermain angklung yang dipimpin atau dikonduktori langsung oleh Konduktor yang handal dari Saung Angklung Udjo. Saya pun sangat berharap agar suatu saat dapat berkunjung ke Saung Angklung Udjo yang ada di Bandung. Belajar pula dengan ahli-ahli angklung yang lain dan di saung-saung angklung yang lain.

Buat teman-teman yang berniat memberi hadiah angklung kepada saya, akan saya terima dengan senang hati loh hehehe ....

Tetap Lestarikan Kebudayaan Indonesia

-Shila Asilya-

2 komentar: