Powered By Blogger

Kamis, 21 April 2016

KARTINI DAN SENI UKIR JEPARA

Berbicara tentang seni ukir Jepara, tentu ada banyak campur tangan Kartini dalam perkembangannya. R.A. Kartini sangat peduli terhadap perkembangan seni khusunya di Jepara. Beliau menginginkan kesejahteraan bagi para perajin di Jepara.  Untuk mengembangkan seni ukir jepara ini, Kartini melakukan sebuah kerjasama dalam perdagangan dengan Oost en West. Oost en West (Timur dan Barat) merupakan sebuah lembaga yang dibentuk di Belanda karena telah berhasil menyelenggarakan pameran. Lembaga ini dibentuk guna menghidupkan dan meningkatkan kembali seni kerajinan di Hindia Belanda.

Perkenalan antara R.A. Kartini dengan Oost en West berawal sebab Kartini pernah mengirimkan karyanya dalam Pameran Nasional Karya Wanita di Den Haag. Bahkan dalam buku “Kartini : Pembaharu Peradaban” juga disebutkan bahwa order dari Oost en West Batavia dalam jumlah yang sangat banyak. Barang-barang tersebut diperuntukkan bagi keperluan pesta sinterklas. Tentu hal ini disambut bangga oleh Kartini. Beliau kemudian mengungkapkannya kepada anak Abendanon yaitu Eddie C. Abendanon melalui suratnya yaitu : “Horee! Untuk kerajinan dan kesenian rakyat kami! Hari depanmu pasti akan gemilang! Aku tak dapat mengatakan betapa girang dan bahagia kau. Kami mengagumi rakyat kami. Kami bangga atas mereka. Rakyat kami yang kurang dikenal, karena itu juga kurang dihargai. Hari depan seniman Jepara sekarang terjamin. Tuan Zimmermann memuji setinggi langit hasil karya arsitek dari rakyat berkulit coklat yang sering dihina. Seniman-seniman kami mendapatkan pesanan besar dari Oost en West untuk Sinterklass. Sekarang seniman-seniman kami dapat melaksanakan ide-ide mereka yang bagus-bagus. Dapat menjelmakan gagasan-gagasan yang puitis dalam bentuk-bentuk yang indah, garis-garis yang ramping, berombak-ombak, berbelok-belok, dalam pancawarna yang cemerlang”.

Dari situlah ukiran Jepara mulai terkenal dan banyak sekali pesanan. Ibu Kartini melakukan berbagai cara untuk mempromosikan kerajinan khas Jepara ini. Salah satunya adalah melalui hobi menulisnya. Karena tulisannya yang indah, beliau mampu memikat hati calon pelanggannya. Salah satunya tertulis dalam satu surat kepada sahabatnya yaitu Ny. Abendanon : “Sekarang pemahat kayu sedang mengerjakan sesuatu yang bagus, yaitu almari buku dari kayu jati dengan tepinya dari kayu sono. Pintunya, yang terdiri atas satu pasang kaca berbingkai rangkap, dua jalur kayu sono berukir yang tidak lebar. Pada jarak-jarak sempit dihubungkan dengan wayang-wayang dan kayu jati. Dibawah bingkai-bingkai itu dipersatukan oleh ular yang saling menyerang. Bagian atas diukir dengan wayang-wayang dan masih diberi pula bunga ukiran. Bagian atas bersandar pada pintu di atas dua tiang kecil, diukir dan ditatah dengan ukiran dari kayu sono”. Amboooiii ... siapa yang tidak terpana melihat tulisan seindah itu. Sebuah kerajinan yang sebenarnya menurut saya sederhana namun cara pendeskripsian yang sedemikian detail dan dikemas dengan kata-kata yang indah inilah yang tentu membuat siapapun tertarik untuk membelinya.

Selain promosi, Ibu Kartini juga mengajarkan bagaimana cara meningkatkan kualitas dari kerajinan-kerajinan itu. Bahkan Ibu Kartini pun yang turun langsung untuk mengajarkan proses packaging yang menarik. Memang seorang wanita yang sangat multitalenta.

Namun sekarang, ukiran Jepara justru sudah mulai murung. Disepanjang jalan Jepara, yang berderet usaha meubel justru banyak yang menjual desain produk dari luar. Dan ironisnya saya juga ikut menyukai desain produk dari luar tersebut yang saya rasa lebih modern. Namun sebenarnya saya masih tetap menaruh hati pada produk kerajinan ukir Jepara. Sebenarnya saya lebih menyukai motif ukiran Jepara yang dituangkan dalam kerajianan batik. Ini merupakan sebuah inovasi baru di Jepara. Sehingga orang dapat mengenalkan motif ukiran khas Jepara melalui fashion. Sebenarnya di Jepara ada satu desa yang memang menjadi pusat sentra ukir Jepara yaitu di Desa Mulyoharjo. Ini memudahkan bagi penikmat seni untuk mencari ukiran khas Jepara.

Ukiran Pada Tempat Tidur R.A. Kartini

Ukiran Pada Kotak Perhiasan

Ukiran Pada Peti
Sekarang adalah kewajiban kita, saya khususnya warga Jepara untuk tetap menjaga dan mengembangkan warisan Ibu Kartini. Bagaimana caranya agar kerajinan khas Jepara tidak mati dimakan zaman.




DAFTAR PUSTAKA

Katoppo, Aristides dkk. 1979. Satu Abad Kartini (1879-1979). Jakarta : Sinar Harapan
Priyanto, Hadi. 2010. Kartini Pembaharu Peradaban. Jepara : Tim Penggerak PKK Kabupaten Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar