Dalam sebuah
pertemanan, tentu pernah terlintas sebuah kata-kata atau justru malah sering
terlintas kata-kata “kita tetep bareng-bareng terus ya sampai kapanpun”.
Mungkin kalimat tersebut sudah menjadi kalimat wajib dalam sebuah pertemanan
atau persahabatan. Namun seiring perkembangan waktu dan mungkin seiring
perubahan lingkungan sekitar yang mengharuskan kita untuk mengikuti keadaan, akhirnya
kalimat yang sangat menenangkan tersebut berubah menjadi sebuah kalimat yang
bisa dikatakan sulit untuk diucapkan namun harus diucapkan seperti “ya udah,
atur jadwal kumpulnya aja” atau “yang penting masih bisa ketemuan sudah syukur”
Sampai pada akhirnya
muncul kalimat pamungkas seperti, “apa kabar ya mereka ?” atau “lama banget
udah nggak ketemu atau kumpul bareng” sampai kalimat rindu “kangen bangat sama
mereka yang dulu”.
Kalau dulu mau kumpul
atau mau main kerumah tinggal main. Nggak banyak alasan buat ketemu. Bahkan
sama keluarganya juga sudah hafal. Sampai pada akhirnya, ingin kumpul menjadi
segan karena takut ganggu serta tentu banyak alasan yang membuat nggak jadi
kumpul bareng. Sampai-sampai keluarga dirumah pun menanyakan, “kok temanmu yang
dulu sering main kesini nggak pernah kesini lagi ?’. Sehingga pada akhirnya
ngobrol via group chat, whatsapp, bbm, dan semuanya itu yang membuat segalanya
menjadi mudah (katanya). Namun pada akhirnya yang ngrespon pun hanya segelintir
orang bahkan cuma di read saja.
Karena masing-masing sudah sibuk sendiri dengan dunianya.
Kalau sudah seperti
itu, siapa yang mau disalahin. Memang tidak ada yang salah. Karena masa-masa
yang indah itu sudah habis maka cuma bisa mendoakan satu sama lain dan bilang
“sukses yaa buat kita semua, see you on top guys ...”
Ada suatu masa disaat
kita telah melangkah meninggalkan masa lalu, kita bakal nengok ke belakang.
Kemudian tersadar bahwa teman-teman yang dulu selalu bersama-sama dengan kita,
yang dulu selalu janji akan selalu bersama, tahu kekurangan kita, pemilik
pundak sandaran kita, satu persatu akan “hilang” mencari dunianya
sendiri-sendiri dan meninggalkan satu kata yaitu “SEPI”.
Dari
yang mau main tinggal main, yang mau nyapa tinggal nyapa, sampai akhirnya
ketika mau nyapa satu pertanyaan awal yang diucapkan adalah “lagi sibuk nggak
?”. Dari yang suka like atau comment di media sosial, hingga nge tag foto sembarangan, akhirnya mau
comment saja ragu. Mungkin hanya nge like
agar teman kita tahu kalau kita masih perduli dan masih memperhatikannya. Dari
banyak sekali topik obrolan apapun itu entah penting ataupun nggak penting yang
ketika menjadi bahan obrolan bersama menjadi sesuatu yang seru untuk
dibicarakan, sampai akhirnya bingung mau ngobrol tentang apa karena segan.
teman memang bakalan ada yang datang dan pergi ... Jangan pernah meremehkan secuil rasa kangen. Kalau ada teman yang ngajak kumpul, ushain ikut kumpul walaupun lagi nggak kangen tau bahkan lagi males ! Jangan nunggu "susah seneng bareng" jadi "susah kumpul bareng".
Jaga selalu sebuah ikatan pertemanan. Selalu ingat kapan kita pertama jalan, bercanda, kapan terakhir kita pergi bersama. KIta sendiri pun hanya ingin langsung bertatap muka, tidak melulu memperhatikan teman-teman kita hanya melalui sosial media. Teman yang baik adalah teman yang akan selalu menemani kita untuk menceritakan segala masa-masa pertemanan kepada anak cucu kita.
Namun juga harus selalu diingat, kita harus selalu belajar tentang keikhlasan. apalagi dalam sebuah pertemanan. Ada sebuah pepatah mengatakan, “Ikhlas itu begini : kau rawat kepompong hingga menjadi kupu-kupu, padahal kau tahu bahwa semua yang memiliki sayap akan terbang”
teman memang bakalan ada yang datang dan pergi ... Jangan pernah meremehkan secuil rasa kangen. Kalau ada teman yang ngajak kumpul, ushain ikut kumpul walaupun lagi nggak kangen tau bahkan lagi males ! Jangan nunggu "susah seneng bareng" jadi "susah kumpul bareng".
Jaga selalu sebuah ikatan pertemanan. Selalu ingat kapan kita pertama jalan, bercanda, kapan terakhir kita pergi bersama. KIta sendiri pun hanya ingin langsung bertatap muka, tidak melulu memperhatikan teman-teman kita hanya melalui sosial media. Teman yang baik adalah teman yang akan selalu menemani kita untuk menceritakan segala masa-masa pertemanan kepada anak cucu kita.
Namun juga harus selalu diingat, kita harus selalu belajar tentang keikhlasan. apalagi dalam sebuah pertemanan. Ada sebuah pepatah mengatakan, “Ikhlas itu begini : kau rawat kepompong hingga menjadi kupu-kupu, padahal kau tahu bahwa semua yang memiliki sayap akan terbang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar