Powered By Blogger

Minggu, 10 April 2016

MENIKMATI SEGO DODOK KHAS JEPARA

Beberapa hari yang lalu ketika ada acara JUMENENGAN NAGARI sebagai Pembukaan Festival Kartini IV di Alun-alun Jepara, saya menyempatkan agak mlipir ke sebuah daerah disebelah Alun-alun Jepara. Daerah yang orang-orang mengenal nama daerah itu adalah Desa Pengkol. Di sepanjang Jalan A. Yani banyak sekali pedagang makanan yang menjajakan dagangannya dengan sebutan Sego Dodok. Mungkin untuk sebagian orang yang pada hal ini adalah orang Jepara sendiri banyak yang belum mengenal kuliner yang satu ini. Saya juga baru merasakan kenikmatannya malam itu. Apa sih Sego Dodok itu ?


Sego Dodok adalah sebutan dalam Bahasa Jawa. Jika dalam Bahasa Indonesia berarti Nasi Jongkok. Jongkok ? Hehehe pasti pada mikirnya macem-macem ya ? Baiklah .. saya akan menceritakan sedikit tentang sego Dodok ini.

Makanan ini dinamakan Sego Dodok karena dulunya dan sampai sekarang ketika berjualan nasi ini tidak ada kursi sehingga ketika menikmati nasi ini harus dodok atau jongkok. Kata Dodok sendiri merupakan sebuah kata Bahasa Jawa yang berarti ‘jongkok’. Memang sampai saat ini pun ketika menikmati makanan ini, sang penjual tidak menyediakan kursi untuktempat duduk si pembeli. Pembeli biasanya menikmatinya sambil duduk di tikar atau lesehan.

Sebenarnya makanan ini tidak begitu istimewa karena makanan ini seperti nasi-nasi bungkus biasa yang ada di angkringan-angkringan. Untuk makanannya kita ambil sendiri. Dengan isi teri dan ada juga yang nasi rames (berisi mi goreng dan kering tempe). Nasi ini dibungkus tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar seperti nasi bungkus yang ada di angkringan pada umumnya namun nasinya dibungkus menggunakan daun pisang sehingga memang terasa sedap sekali. Tapi ada yang menurut saya istimewa disini yaitu lauk pendamping nasinya sangat beragam mungkin ada 15 macam lauk. Ada aneke sate seperti sate keong, sate telur puyuh, sate bakso, sate kerang, sate tempe gembus, dan macam-macam sate-satean lainnya. Ada pula macam-macam gorengan yang masih panas (fresh from the wajan hehehe ...), ada pula rica-rica cakar ayam, dan masih banyak lagi lauknya. Untuk warung yang saya datengin ini, mereka menyediakan 2 macam sambal yaitu sambal cabai merah dan sambal cabai hijau. Sedapnyaaaa .....


Dahulunya, kuliner yang satu ini buka ketika malam hari atau bisa dibilang pas tengah malam hingga subuh. Namun sekarang kita dapat menjumpainya mulai pukul 5 sore hingga habis nasinya (ini kata penjualnya). Untuk harganya, menurut saya juga relatif murah. Seperti harga di angkringan. Kemarin saya makan nasi 1, gorengan 2, sate keong 1, dan es teh cukup dibayar Rp. 7.000,-. Murah dan mengenyangkan.


Bagaimana ? tertarik untuk menikmati kuliner khas Jepara yang satu ini ? Silahkan berkunjung ke Jepara dan mampir ke sepenjang Jalan A. Yani banyak warung yang menjual Sego Dodok ini. Rasakan sensasi makan dipinggir jalan sambil menikmati kendaraan-kendaraan yang lewat dan menikmati malam di Kota Ukir Jepara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar