Beberapa hari yang
lalu ketika ada acara JUMENENGAN NAGARI sebagai Pembukaan Festival Kartini IV
di Alun-alun Jepara, saya menyempatkan agak mlipir ke sebuah daerah disebelah
Alun-alun Jepara. Daerah yang orang-orang mengenal nama daerah itu adalah Desa Pengkol.
Di sepanjang Jalan A. Yani banyak sekali pedagang makanan yang menjajakan
dagangannya dengan sebutan Sego Dodok. Mungkin untuk sebagian orang yang pada
hal ini adalah orang Jepara sendiri banyak yang belum mengenal kuliner yang
satu ini. Saya juga baru merasakan kenikmatannya malam itu. Apa sih Sego Dodok
itu ?
Sego Dodok adalah
sebutan dalam Bahasa Jawa. Jika dalam Bahasa Indonesia berarti Nasi Jongkok.
Jongkok ? Hehehe pasti pada mikirnya macem-macem ya ? Baiklah .. saya akan
menceritakan sedikit tentang sego Dodok ini.
Makanan ini dinamakan
Sego Dodok karena dulunya dan sampai sekarang ketika berjualan nasi ini tidak
ada kursi sehingga ketika menikmati nasi ini harus dodok atau jongkok. Kata
Dodok sendiri merupakan sebuah kata Bahasa Jawa yang berarti ‘jongkok’. Memang
sampai saat ini pun ketika menikmati makanan ini, sang penjual tidak
menyediakan kursi untuktempat duduk si pembeli. Pembeli biasanya menikmatinya
sambil duduk di tikar atau lesehan.
Sebenarnya makanan
ini tidak begitu istimewa karena makanan ini seperti nasi-nasi bungkus biasa
yang ada di angkringan-angkringan. Untuk makanannya kita ambil sendiri. Dengan
isi teri dan ada juga yang nasi rames (berisi mi goreng dan kering tempe). Nasi
ini dibungkus tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar seperti nasi bungkus
yang ada di angkringan pada umumnya namun nasinya dibungkus menggunakan daun
pisang sehingga memang terasa sedap sekali. Tapi ada yang menurut saya istimewa
disini yaitu lauk pendamping nasinya sangat beragam mungkin ada 15 macam lauk.
Ada aneke sate seperti sate keong, sate telur puyuh, sate bakso, sate kerang,
sate tempe gembus, dan macam-macam sate-satean lainnya. Ada pula macam-macam
gorengan yang masih panas (fresh from the wajan hehehe ...), ada pula rica-rica
cakar ayam, dan masih banyak lagi lauknya. Untuk warung yang saya datengin ini,
mereka menyediakan 2 macam sambal yaitu sambal cabai merah dan sambal cabai
hijau. Sedapnyaaaa .....
Dahulunya, kuliner
yang satu ini buka ketika malam hari atau bisa dibilang pas tengah malam hingga
subuh. Namun sekarang kita dapat menjumpainya mulai pukul 5 sore hingga habis
nasinya (ini kata penjualnya). Untuk harganya, menurut saya juga relatif murah.
Seperti harga di angkringan. Kemarin saya makan nasi 1, gorengan 2, sate keong
1, dan es teh cukup dibayar Rp. 7.000,-. Murah dan mengenyangkan.
Bagaimana ? tertarik
untuk menikmati kuliner khas Jepara yang satu ini ? Silahkan berkunjung ke
Jepara dan mampir ke sepenjang Jalan A. Yani banyak warung yang menjual Sego
Dodok ini. Rasakan sensasi makan dipinggir jalan sambil menikmati
kendaraan-kendaraan yang lewat dan menikmati malam di Kota Ukir Jepara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar